Abu Aswad ad-Duali sang pencetus harakat & spesialis i'rob
Icon utama dalam dunia santri adalah ilmu nahwu. Ilmu alat dasar ini sudah menjadi kurikulum dasar pesantren guna menjunjung santri dalam belajar membaca kitab kuning dengan cepat sesuai kaidah.
Guru-guru mengajari muridnya dasar ilmu nahwu dengan rinci dan jelas. Namun banyak ditemukan bahwa 8 dari 10 guru fokus kepada tata kaidah tanpa menjelaskan asal usul datangnya ilmu itu sendiri.
Ya benar karena tujuan utama belajar tata bahasa arab adalah faham dalam mengimplementasikannya. Bukan melihat asal usul nya. Biasanya bagi mereka yang sudah pakar dalam ilmu ini mencari asal-usul sejarah lahirnya ilmu nahwu.
Abu Aswad ad-Duali
Sangat dimaklumi, karena pada saat itu tulisan Arab benar-benar tidak ada harakatnya. Tidak tahu mana yang dibaca kasrah, dzummah, dan fathah. Kemudian atas perintah Khalifah Ali, Abu Aswad meletakkan dasar ilmu nahwu spesialis pada bagian i’rab dan tanda baca Arab.
Metode pemberian harakat
Setelah merumuskan dan menganalisis problem masyarakat dalam membaca kitab suci al-Qur’an. Akhirnya ad-Duali merumuskan metode dengan menambahkan titik. Penambahan titik di bagian atas di maknai (a, fathah), penambahan titik di bawah dimaknai (i, kasrah), dan penambahan titik di sebelah kiru dimaknai (u, dzummah).Titik-titik yang dibuat tersebut di tulis dengan tinta merah untuk membedakan lafadz huruf Arab. Kemudian dasar-dasar pengharakatan serta perumusan kaidah i’rab ini diteruskan oleh beberapa muridnya. Salah satu muridnya adalah Abu Amru bin ‘alai, al-Khalil al-Farahidi yang juga merupakan tokoh muslim pertama yang menuliskan kamus Arab.
Ide dasar ad-Duali yang mempunyai nama lengkap Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu’mar bin Du’ali ini langsung di sebarkan oleh kaum Bashrah dan Kufi di penjuru dunia.
***
Karena situs ini Bertambah pengtahuan meskipuntidak harus sekolah di pesantern
BalasHapusYang jelas dimanapun tempat belajarnya, belajar tetap membutuhkan guru, baik di lingkungan sekolah maupun pesantren
Hapus